Rabu, 08 Maret 2017

K3 DI PT.KANGEAN ENERGY INDONESIA



Profil perusahaan
Kangean Energy Indonesia Ltd merupakan industry yang bergerak di bidang gas bumi, produksi gas bumi sendiri dilakukan di pulau Pagerungan Besar yang secara administrasi masuk ke dalam pemerintahan Sumenep, Kangean Energy Indonesia memiliki beberapa struktur organisasi, salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas kebijakan K3 adalah departemen SHE (Safety Health and Environment). Departemen ini bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan para pekerja di lapangan dan bagaimana menjaga lingkungan sekitar. Departemen ini membuat aturan yang sangat sederhana yakni para pekerja tidak saling mencedarai, no accident, tidak ada pencurian material maupun produksi, dan dapat menjaga lingkungan sekitar. Seluruh stakeholder KEI, baik lokal maupun nonlokal diwajibkan mengikuti aturan SHE ini.

                                        
Beberapa program SHE yang berkaitan dengan K3 adalah:
  1. JSA ( Job Safety Analysis )
  2. Safety Equipment
  3. Stop card
Bagaimana perusahaan menjalankan K3
Pelaksanaan Prosedur K3, keberhasilannya sangat ditentukan oleh kualitas SDM ( Sumber Daya Manusia ) yang menjadi pengelola ( Pengusaha / perusahaan ) dan pelaksanaan kegiatan - kegiatan K3 yang dilaksanakan perusahaan. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan dan pengembangan pengetahuan, kemampuan, serta keterampilan SDM dalam mengelola K3. Salah satu cara ialah diadakannya pelatihan tentang K3 bagi seluruh teanga kerja karena pelatihan dapat meningkatkan kepedulian terhadap K3 bagi setiap tenaga kerja dan mengimplementasikannya ( Menerapkannya ) ketika menjalankan tugas ditempat kerja masing - masing.
1.      Menetapkan Standar K3 
2.      Menetapkan Tata Tertib yang harus di Patuhi
3.      Menetapkan Peraturan - Peraturan.
4.      Mensosialisasikan peraturan dan perundang - undangan K3 kepada Seluruh Tenaga Kerja
5.      Memonitor Pelaksanaan peraturan - peraturan. 

Apa saja Penyebab Kecelakaan dalam perusahaan tersebut
1.penyebab kecelakaan ringan pada saat bekerja yaitu tidak memakai alat alat safety berupa PPE yang lengkap seperty helem,alat pelingung telinga/wearpluck,sepatu safety dll
2. kurangnya tingkat kewaspadaan pada seseorang dalam bekerja
3. penyusanan dan penyimpanan barang yang kurang teratur
4. melakukan tugas dengan instruksi yang tidak lengkap
5. kegagalan untuk merencanakan pekerjaan
6. mengabaikan prosedur keselamatan
Upaya pencegahan dalam kecelakaan kerja
1. memberikan instruksi safety pada pegawai dan seluruh staff bahwa pentingnya safety dalam suatu  pekerjaan
2 Pengawasan dan disiplin yang wajar
3. Pembuatan sistem pengendalian bahaya.
Beberapa Program yang ada di kangean
      1.   JSA ( Job Safety Analysis )
JSA adalah analisa keselamatan kerja untuk menghilangkan bahaya dan mengenali potensi kecelakaan dalam proses kerja. Manfaat dari Jsa ini melakukan analisa tugas untuk menghilangkan bahaya dan alat investigasi kecelakaan.




2. Safety Equipment
Safety equipment adalah peralatan-peralatan safety yang ada di Pagerungan Kangean. Adapun beberapa contoh peralatan safety :

                                                       Gambar Fire Hydrant

                                                         Gambar Fire Monitor

                                                  Gambar Safety equipment Box

                                                   Gambar kecelakaan pada kerja

          3. STOP CARD
        Stop atau safety training observation program yaitu program safety melalui cara pengamatan.




  Berikut contoh gambar yang membahayakan pekerja atau dalam kondisi tidak aman yang yang dapat diantisipasi dengan stop card.





Saran K3 untuk perusahaan:
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara . Olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat. Maka dengan adanya K3 pekerja dapat menghindari resiko kecelakaan dan yang bersifat bahaya dalam pekerjaan.



Rabu, 28 Oktober 2015

METODOLOGI PENELITIAN


A.  Pengertian penelitian
Penelitian ilmiah sebagai proses bertanya-menjawab memperhatikan peristiwa-perisitwa empiris dalam kerangka berpikir teoritis tertentu. Peristiwa-peristiwa empiris sebagai pusat perhatian dapat dibedakan atas gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial. Gejala-gejala alam adalah peristiwa-peristiwa yang berlangsung di alam bukan karena perbuatan manusia secara langsung misalnya gempa bumi, meletusnya gunung merapi, dan banjir. Fenomena sosial adalah peristiwa-peristiwa yang berlangsung diantara dan oleh manusia. Baik secara individu maupun secara kelompok. Penelitian terhadap gejala-gejala seperti itu disebut penelitian sosial. Nan Lin menjelaskan penelitian sosial itu  sebagai berikut :

Social research is conducted, first of all, to detect regularities in various social relations. It is also conducted ti provide clues to possible  solution to social problems. The first reason is conceptual  or theoretical one, and the second a pragmatic or applied one.

Pada definisi Nan Lin tersebut tidak ditemukan penjelasan tentang bagaimana penelitian itu dilakukan secara ilmiah. Definisi tersebut bersifat finalis karena hanya menggambarkan tujuan dari penelitian itu sendiri.
Penelitian dilakukan untuk menguji hipotesis tersebut. Ada empat kriteria yang perlu dipenuhi dalam suatu penelitian ilmiah, yaitu:
  1. Penelitian dilakukan secara sistematis.
Prosesnya dilakukan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan tidak boleh melangkahi tahap sebelumnya untuk langsung pada tahap terakhir.
2.   Penelitian dilakukan secara terkendali.
Rumusan konsep dan hipotesis secara operasional merupakan kendali dalam mengarahkan seluruh kegiatan penelitian
3.   Penelitian dilakukan secara empiris.
Semua konsep yang tercakup dalam penelitian harus terhubung secara operasional dalam dunia nyata.
4.   Penelitian bersifat kritis.
Kritis disini berarti ada tolak ukur yang dipakai untuk menentukan sesuatu yang dapat diterima baik secara eksplisit maupun implisit. Tolak ukur dalam menetapkan hipotesis, dalam menentukan besarnya sampel penelitian,dalam memilih metode pengunpilan data, dalam memilih alat analis, dan sebagainya.

B.  Manfaat Mempelajari Metodologi Penelitian

Ø  Mengetahui arti penting riset; sehingga keputusan-keputusan yang dibuat dalam hidup sehari-hari mungkin didasarkan atas hasil riset, baik di dalam memecahkan sebuah persoalan maupun hal-hal baru.
Ø  Dapat melakukan kegiatan pengamatan dengan cara yang tepat, sistematis serta terpadu.
Ø  Dapat menyusun laporan / tulisan/ karya ilmiah baik dalam bentuk paper, skripsi, thesis maupun disertasi.
Ø  Dapat menilai hasil-hasil penelitian yang sudah ada, yaitu untuk mengukur sampai seberapa jauh suatu hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Ø  Dapat mengembangkan sesuatu yang di teliti dengan menggunakan data yang ada untuk kepentingan dimasa yang akan datang.


Ada tujuan tertentu yang akan dicapai melalui penelitian. Berdasarkan kesimpulan tentang pengertian penelitian sebagaimana dikemukakan di atas dapat diidentifikasi tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut.
1.      Untuk memperoleh data empiris yang dapat digunakan dalam
merumuskan, memperluas, dan memverifikasi teori. Tujuan penelitian seperti ini dimiliki oleh ilmu-ilmu murni (pure science)
2.      Untuk memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan.Tujuan penelitian semacam ini terdapat pada ilmu-ilmuterapan (applied sciences)
C.  Tipe Penelitian
Penelitian bertitik tolak pada pertanyaan bukan pernyataan. Jawaban dari suatu pertanyaan akan dipertanyakan lagi sehingga kita sampai pada pertanyaan yang paling mendasar yang menentukan tipe penelitian yang hendak dilaksanakan. Ada tiga pertanyaan dasar yang menentukan tipe penelitian secara empiris, yaitu: apa, bagaimana dan mengapa.
  1. Penelitian eksploratif
Penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan dasar yang pertama yaitu apa. Pertanyaan ini ingin mengetahui suatu gejala atau peristiwa dengan melakukan penjajakan secara tidak sistematis terhadap gej ala tersebut dalam arti tidak didasarkan pada hipotesis dan tidak ditarik sampel, tapi dilakukan dengan metode bola salju yaitu dengan bertanya kepada satu orang sampai menemukan informasi yang lebih lengkap tentang masalah yang diteliti.
2.   Penelitian deskriptif
Penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar yang kedua yaitu bagaimana. Dengan demikian temuan-temuan dari penelitian deskriptif lebih luas dan lebih terperinci daripada penelitian eksploratif. Dikatakan lebih luas karena kita meneliti tidak hanya maslahnya sendiri tetapi variabel-variabel lain yang berhubungan dengan masalah itu. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik penelitian dilakukan dengan menarik sampel.
3.   Penelitian eksplanatif
Penelitian ini bertitik tolak pada pertanyaan dasar mengapa. Kita tidak puas bila hanya mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana terjadinya, tetapi ingin juga mengetahui mengapa peristiwa itu terjadi. Dengan kata lain kita ingin menjelaskan terjadinya suatu peristiwa. Penelitian seperti ini didasarkan pada hipotesis-hipotesis yang datanya dikumpulkan dengan metode sampling.
4.   Penelitian Eksperimen
Ketiga tipe penelitaian yang disebutkan diatas disebut juga ekspost fact research. Disebut demikian karena peristiwa yang diteliti sudah terjadi sehingga data-datanya dapat dilacak kembali melalui kuisioner atau dokumen-dokumen yang relevan. Tetapi ada juga penelitian yang datanya belum pernah ada, sehingga harus diciptakan terlebih dahulu. Tipe penelitian seperti ini sangat berguna untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang berguna dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.

D.  Langkah Dalam Metode Ilmiah
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Marilah lebih dahulu ditinjau langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli dalam mereka melaksanakan penelitian.
Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin         dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
15. Menulis laporan penelitian.
.



Daftar Pustaka
Gulo,W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo