A. Pengertian penelitian
Penelitian ilmiah sebagai proses
bertanya-menjawab memperhatikan peristiwa-perisitwa empiris dalam kerangka
berpikir teoritis tertentu. Peristiwa-peristiwa empiris sebagai pusat perhatian
dapat dibedakan atas gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial. Gejala-gejala
alam adalah peristiwa-peristiwa yang berlangsung di alam bukan karena perbuatan
manusia secara langsung misalnya gempa bumi, meletusnya gunung merapi, dan
banjir. Fenomena sosial adalah peristiwa-peristiwa yang berlangsung diantara
dan oleh manusia. Baik secara individu maupun secara kelompok. Penelitian
terhadap gejala-gejala seperti itu disebut penelitian sosial. Nan Lin
menjelaskan penelitian sosial itu sebagai berikut :
Social research is
conducted, first of all, to detect regularities in various social relations. It
is also conducted ti provide clues to possible
solution to social problems. The first reason is conceptual or theoretical one, and the second a
pragmatic or applied one.
Pada
definisi Nan Lin tersebut tidak ditemukan penjelasan tentang bagaimana
penelitian itu dilakukan secara ilmiah. Definisi tersebut bersifat finalis
karena hanya menggambarkan tujuan dari penelitian itu sendiri.
Penelitian
dilakukan untuk menguji hipotesis tersebut. Ada empat kriteria yang perlu
dipenuhi dalam suatu penelitian ilmiah, yaitu:
- Penelitian dilakukan secara sistematis.
Prosesnya dilakukan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan
tidak boleh melangkahi tahap sebelumnya untuk langsung pada tahap terakhir.
2.
Penelitian dilakukan secara terkendali.
Rumusan konsep dan hipotesis secara operasional merupakan
kendali dalam mengarahkan seluruh kegiatan penelitian
3.
Penelitian dilakukan secara empiris.
Semua konsep yang tercakup dalam penelitian harus terhubung
secara operasional dalam dunia nyata.
4.
Penelitian bersifat kritis.
Kritis disini berarti ada tolak ukur yang dipakai untuk
menentukan sesuatu yang dapat diterima baik secara eksplisit maupun implisit.
Tolak ukur dalam menetapkan hipotesis, dalam menentukan besarnya sampel
penelitian,dalam memilih metode pengunpilan data, dalam memilih alat analis,
dan sebagainya.
B. Manfaat
Mempelajari Metodologi Penelitian
Ø
Mengetahui arti penting riset; sehingga keputusan-keputusan yang dibuat
dalam hidup sehari-hari mungkin didasarkan atas hasil riset, baik di dalam
memecahkan sebuah persoalan maupun hal-hal baru.
Ø
Dapat melakukan kegiatan pengamatan dengan cara yang tepat, sistematis
serta terpadu.
Ø
Dapat menyusun laporan / tulisan/ karya ilmiah baik dalam bentuk paper,
skripsi, thesis maupun disertasi.
Ø
Dapat menilai hasil-hasil penelitian yang sudah ada, yaitu untuk mengukur
sampai seberapa jauh suatu hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
Ø
Dapat mengembangkan sesuatu yang di teliti dengan menggunakan data yang
ada untuk kepentingan dimasa yang akan datang.
Ada tujuan tertentu yang akan
dicapai melalui penelitian. Berdasarkan kesimpulan tentang pengertian
penelitian sebagaimana dikemukakan di atas dapat diidentifikasi tujuan
penelitian, yaitu sebagai berikut.
1.
Untuk memperoleh data empiris yang dapat digunakan
dalam
merumuskan, memperluas, dan
memverifikasi teori. Tujuan penelitian seperti ini dimiliki oleh ilmu-ilmu
murni (pure science)
2.
Untuk memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan.Tujuan
penelitian semacam ini terdapat pada ilmu-ilmuterapan (applied sciences)
C. Tipe Penelitian
Penelitian bertitik tolak pada pertanyaan bukan pernyataan.
Jawaban dari suatu pertanyaan akan dipertanyakan lagi sehingga kita sampai pada
pertanyaan yang paling mendasar yang menentukan tipe penelitian yang hendak
dilaksanakan. Ada tiga pertanyaan dasar yang menentukan tipe penelitian secara
empiris, yaitu: apa, bagaimana dan mengapa.
- Penelitian eksploratif
Penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan dasar yang
pertama yaitu apa. Pertanyaan ini ingin mengetahui suatu gejala atau peristiwa
dengan melakukan penjajakan secara tidak sistematis terhadap gej ala tersebut
dalam arti tidak didasarkan pada hipotesis dan tidak ditarik sampel, tapi
dilakukan dengan metode bola salju yaitu dengan bertanya kepada satu orang
sampai menemukan informasi yang lebih lengkap tentang masalah yang diteliti.
2.
Penelitian deskriptif
Penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar yang kedua
yaitu bagaimana. Dengan demikian temuan-temuan dari penelitian deskriptif lebih
luas dan lebih terperinci daripada penelitian eksploratif. Dikatakan lebih luas
karena kita meneliti tidak hanya maslahnya sendiri tetapi variabel-variabel
lain yang berhubungan dengan masalah itu. Untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik penelitian dilakukan dengan menarik sampel.
3.
Penelitian eksplanatif
Penelitian ini bertitik tolak pada pertanyaan dasar mengapa.
Kita tidak puas bila hanya mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana
terjadinya, tetapi ingin juga mengetahui mengapa peristiwa itu terjadi. Dengan
kata lain kita ingin menjelaskan terjadinya suatu peristiwa. Penelitian seperti
ini didasarkan pada hipotesis-hipotesis yang datanya dikumpulkan dengan metode
sampling.
4.
Penelitian Eksperimen
Ketiga tipe penelitaian yang disebutkan diatas disebut juga ekspost
fact research. Disebut demikian karena peristiwa yang diteliti sudah
terjadi sehingga data-datanya dapat dilacak kembali melalui kuisioner atau
dokumen-dokumen yang relevan. Tetapi ada juga penelitian yang datanya belum
pernah ada, sehingga harus diciptakan terlebih dahulu. Tipe penelitian seperti
ini sangat berguna untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang berguna dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia.
D. Langkah Dalam Metode Ilmiah
Pelaksanaan
penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah
tertentu. Marilah lebih dahulu ditinjau langkah-langkah yang diambil oleh
beberapa ahli dalam mereka melaksanakan penelitian.
Schluter (1926) memberikan 15
langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan bidang, topik atau
judul penelitian.
2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang
ingin dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan
mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat
out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya
dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan
pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau
bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
9. Menguji untuk diketahui apakah
masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10. Mengumpulkan data dan
keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data secara
sistematis untuk dianalisa.
12. Menganalisa data dan bukti
yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13. Mengatur data untuk
persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi
dan footnote (catatan kaki).
15. Menulis laporan penelitian.
.
Daftar
Pustaka
Gulo,W. 2002. Metodologi
Penelitian. Jakarta : Grasindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar