Sabtu, 21 Desember 2013

Surabaya Kebanjiran Orang Gila


Surabaya Kebanjiran Orang Gila

Unit Pelaksana Teknis Dinas Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) milik Pemerintah Kota Surabaya kebanjiran orang gila. Tren menunjukkan orang gila di Kota Pahlawan itu mengalami peningkatan setiap tahun.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengakui jumlah orang gila yang ditampung Liponsos sudah mencapai di atas 1.000 orang hingga akhir 2012 kemarin. "Itu akumulasi dari 600, akhir 2012 sudah di atas 1.000 sampai sekarang," kata Risma.

Razia rutin memang digelar Satuan Polisi Pamong Praja dan Bakesbang Linmas Pemkot Surabaya. Bahkan, kata Risma, dalam satu hari pernah ditangkap 36 orang gila. Itu pun tidak mudah. Setidaknya butuh lima petugas untuk mengendalikan satu orang gila.

Sebagian besar orang gila yang ditangkap itu ditemukan di daerah perkampungan. Ada dugaan mereka dibuang dari luar Kota Surabaya. "Kasihan mereka. Tapi, kalau dilepas, mereka makannya gimana? Mereka, kan, juga manusia, enggak tega saya," ujarnya.

Kelebihan penderita psikotik di Liponsos membuat Risma mengurangi penghuni lanjut usia. Para lansia akhirnya dipindah di Graha Lansia di kawasan Rungkut. Alhasil, Liponsos kini lebih fokus menampung orang-orang gila.

Menurut Kepala UPTD Liponsos Sri Supatmi, sampai awal Juli ini, ada 1.245 orang yang ditampung. Dari jumlah itu, yang terbanyak memang orang gila, sebanyak 1.056 orang yang terdiri dari 672 laki-laki dan 384 perempuan. Sisanya gelandangan, pengemis, dan wanita tuna susila. Padahal, kapasitas Liponsos hanya cukup unuk 400 orang. Mereka pun akhirnya harus tinggal seadanya di lahan seluas 116 hektare itu tanpa bisa diatur.

Diakui Sri, sejak awal 2013, jumlah orang gila yang ditampung di Liponsos selalu berkisar pada angka 1.100 lebih. Pada Januari, misalnya, mencapai 1.173 orang, bulan berikutnya menjadi 1.182 dan 1.186. Jelang Lebaran, temuan orang gila di jalanan bakal melonjak. "Kalau mau Lebaran, bisa sampai ratusan orang gila rata-rata sehari," ujarnya.

Peningkatan itu tentu diikuti dengan kenaikan anggaran perawatan orang gila. Setiap hari, pemerintah mengeluarkan Rp 15 ribu per orang untuk biaya makan tiga kali. Sedangkan biaya obat dan kesehatan gratis.

Memang, beberapa orang sudah ada yang sembuh meski belum sepenuhnya normal. Namun, setelah dipulangkan, kondisinya juga tidak membaik karena keluarga enggan merawat. Tidak jarang kemudian mereka kembali ditemukan berkeliaran di jalanan.

AGITA SUKMA LISTYANTI



sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/09/058494763/Surabaya-Kebanjiran-Orang-Gila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar